BeritaPeristiwa

1 Orang Masuk Rumah Bagonjong, 9 Kembali ke Habitat

PAYAKUMBUH, dekadepos.com-

Pesta demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres), pemilihan legeslatif (Pileg) yakni DPD, DPR RI, DPRD Propinsi dan DPRD Kota/Kabupaten, baru saja usai. Meskipun saat ini pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih dalam tahap rekapitulasi perolehan suara, namun hampir dapat dipastikan

9 orang ‘parlemen jalanan’ yang bertugas sebagai ‘kuli tinta’ di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, tergabung dalam wadah Balai Wartawan Luak Limopuluah yang coba mengadu peruntungan pada Pileg 2019, baik di DPRD Kota Payakumbuh, DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dan DPRD Kabupaten Tanahdatar, gagal meraih ambisinya karena kalah bersaing dalam perolehan suara lawan sesama caleg yang ada di partai mereka masing-masing.

Sedangkan seorang lagi, Edwar DF, wartawan senior pada Pileg 2914 duduk sebagai anggota DRPD Payakumbuh, kembali terpilih dan diberi amanah menjadi anggota DPRD Kota Payakumbuh untuk periode kedua Pileg 2019.

Dan, itu artinya, ke 9 ‘parlemen jalanan’ Luak Limopuluah yang gagal masuk ke parlemen DPRD Kota Payakumbuh, DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dan DPRD Kabupaten Tanahdatar, akan kembali kehabitatnya menjadi seorang jurnalis lagi.

Adapun ke 9 orang ‘parlemen jalanan’ yang gagal menuju kursi wakil rakyat itu adalah Ketua Balai Wartawan Luak Limopuluah, Marjohan. Mantan pejabat Humas Pemkab Limapuluh Kota yang tak pernah berhenti memperjuangan aspirasi masyarakat lewat profesi jurnalistiknya itu, memilih Partai Berkarya untuk meraih ambisinya sebagai anggota DPRD Payakumbuh pada Dapil Payakumbuh Timur dan Payakumbuh Selatan.

 

Ratak tangan alun sajalan jo jalan hiduik, kemungkinan gagal menuju kursi DPRD,” ungkap mantan wartawan Harian Singgalang tahun 90-an ini berkomentar.

Nasib ‘parlemen jalanan’ yang belum beruntung lainnya adalah tokoh muda enerjik, Edwardi. Meski sudah mati-matian ditemani istri tercinta door to door ke rumah-rumah warga menjemput suara masyarakat agar diberi amanah untuk duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Payakumbuh lewat Partai Hanura Dapil Payakumbuh Barat, namun doa dan perjuangan jurnalis televisi yang banyak menghabiskan waktu meliput berita-berita peristiwa dan kriminal ini, belum diperkenankan oleh Allah SWT.

“ Meminta dukungan dari masyarakat memang susah dan berat. Pasalnya, pikiran masyarakat sudah diracuni oleh permainan pelaku politik praktis. Artinya, warga lebih suka memberikan dukungan kepada caleg yang berkantong tebal, dari pada memberikan amanah kepada caleg yang cuma punya modal ihklas yang hakikinya berniat memperjuangkan kepentingan rakyat dan daerah, “ ungkap Sekretaris DPC Partai Hanura Payakumbuh ini berkomentar.

Nasib yang sama juga dialami Taufik, BAc. Wartawan yang sudah beberapakali ikut nyaleg untuk Dapil Payakumbuh Barat ini, justru pada Pileg 2019 ini, kurang agresif memburu suara-suara rakyat. Artinya, dia lebih banyak mengikuti kondisi politik yang tengah berkembang dan menyaksikan ranah politik tengah diacak-acak oleh ‘pemain’ politik yang punya pengaruh dan modal besar.

  

“ Kurang mendapat dukungan dari masyarakat, sudah Saya prediksi sejak awal. Pasalnya, dengan modal dengkul saja ternyata sulit memberikan keyakinan kepada masyarakat, jika kita punya tujuan besar untuk membela kepentingan rakyat dan daerah,” pungkas mantan Ketua LPM di Kelurahan Padang Tinggi yang nyaleg bersama Partai Kebangkatan Bangsa (PKB) untuk Dapil Payakumbuh Barat ini.

Parlemen jalanan lainnya yang gagal menuju rumah bagonjong DPRD Kota Payakumbuh adalah Nailul Badri. Wartawan yang sempat dijuluki ‘Matahari dari Timur’ itu, bertarung di Dapil Payakumbuh Timur dan Payakumbuh Selatan bersama Partai Amanat Nasional (PAN) ini, mengaku pasrah tidak diberi amanah sebagai wakil rakyat oleh masyarakat.

“Mungkin, belum waktunya. Artinya, perjuangan masih panjang dan masih ada waktu untuk intropeksi dan menyusun kekuatan termasuk finansial,” ungkap Nailul Badri, yang akrap disapa Oyon ini.

Parlemen jalanan lain yang juga urung ke kursi DPRD Kota Payakumbuh itu adalah Wandi Syamsir. Tokoh muda Koto Nan Ampek yang nyaleg bersama Partai Amanat nasional (PAN) untuk Dapil Payakumbuh Barat, meski sudah berupaya mempromusikan diri lewat media sosial yuotube dan media iklan luar ruang, namun perolehan suaranya kalah unggul dari pesaingnya sesama celeg partai PAN.

“ Yah.. begitulah! Mungkin, nasib untuk jadi anggota dewan belum dikabulkan Allah SWT,” ungkap Pemimpin Redaksi media online Liputan Sumbar.com ini berkomentar.

Petarung sejati ‘parlemen jalanan’ lainnya yang gagal terpilih menjadi wakil rakyat adalah Afridel Ilham. Wartawan muda yang berani meletakan jabatan sebagai wartawan Harian Padang Ekpres, dan nekad nyaleg untuk DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Daerah Pemilihan 3 Kecamatan Lareh Sago Halaban, Luak dan Situjuah Limonagari ini bersama Partai Gerindra, juga kalah dalam perolehan suara melawan caleg DPRD incumbent.

“ Perolehan suara belum mendukung dan kalah dari DPRD incumbent. Tapi tak apa-apalah, dan ini sebuah pembelajaran politik, ketika kita sudah berani mengambil keputusan untuk maju sebagai caleg,” ungkap matan Walijorong Sikabu-kabu, Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padangpanjang, Kecamatan Luak ini berkomentar.

Kemudian parlemen jalanan yang gagal terpilih menjadi wakil rakyat adalah Rothman ‘Uchok’ Silitongga. Wartawan yang terkenal gigih, tegas dan punya prinsip dalam hidupnya ini, nyaleg lewat Partai Gerindra untuk DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Daerah Pemilihan 3 Kecamatan Lareh Sago Halaban, Luak dan Situjuah Limonagari.

 

“ Meski belum terpilih menjadi wakil rakyat, namun saya tidak patah arang. Artinya, perjuangan untuk masyarakat dan daerah masih dapat dilakukan ketika kembali lagi menjadi wartawan, “ungkap Ketua OKK DPD Partai Gerindra Limapuluh Kota ini.

Kemudian ‘parlemen jalanan’ yang gagal duduk di DPRD adalah Arya Aguswara. Wartawan muda ini juga tak mampu membendung kehebatan lawan tandingnya sesama caleg di Partai Hanura yang nota bena juga DPRD incumbent.

Sebagai caleg pemula, ujar Aria Aguswara, perjuangannya sudah maksimal. Dan, itulah kenyataannya belum diberi amanah oleh masyarakat untuk duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Kabupaten Limapuluh Kota untuk Daerah Pemilihan 3 Kecamatan Lareh Sago Halaban, Luak dan Situjuah Limonagari.

 

Jurnalis lain yang gagal meraih ambisinya adalah Antoni Surya Roza. Mencalonkan diri untuk DPRD Kabupaten Tanahdatar daerah pemilihan pemilihan IV yakni Kecamatan Sungayang, Kecamatan Sungaitarab, Kecamatan Tanjungbaru dan Kecamatan Salim Pauang, juga harus mengubur mimpinya untuk menjadi wakil rakyat, karena kalah dalam perolehan suara dengan pesaingnya sesama caleg di Partai Gerindra.

“Gagal berjuang di meja legislatif, sebagai ‘parlemen jalanan’ saya akan tetap berjuang sebagai jurnalis untuk masyarakat dan negeri tercinta ini, “ ungkap Anton.

Satu-satunya jurnalis yang masih diberi amanah untuk menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Payakumbuh adalah, Edwar DF. Sebagai seorang wartawan senior di Harian Singgalang, agaknya, Edwar DF memang sudah matang dalam pengabdian.

Buktinya, sukses duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Payakumbuh lewat PPP pada Pileg 2014 lalu, banyak yang telah berhasil diperjuangkannya untuk kemajuan Kota Payakumbuh, utamanya bagi daerah pemilihannya Payakumbuh Timur.

Sukses menjadi anggota DPRD Kota Payakumbuh periode pertama, tokoh sangat disegani warga Nagari Aia Tabik, Kecamatan Payakumbuh Timur ini, kembali terpilih menjadi anggota DPRD Kota Payakumbuh bersama partai PPP untuk periode kedua 2019-2024.

“ Perjuangan saya murni untuk kepentingan rakyat dan daerah. Apa-apa yang telah saya perjuangkan pada periode pertama menjabat sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Payakumbuh, InsyaAllah pada periode kedua ini, perjuangan yang belum maksimal itu, tentunya, akan dapat kita wujudkan, ” pungkas Edwar DF penuh syukur.(doddy sastra)