BUKITTINGGI, dekadepos.com-
Hari ke dua pelaksanaan Pembatasan Sosila Berskala Besar (PSBB) di Kota Bukittinggi,petugas Pos Check Point atau Pos Pantau di Garegeh,pintu masuk Kota Bukittinggi dari arah Riau menemui dua Bus Pariwisata yang membawa 72 orang TKI yang bekerja di Malaysia yang ingin pulang kampung di beberapa daerah di Sumatera Barat, Kamis (23/4).





Saat Walikota Bukittinggi H.Ramlan Nurmatias mendapat laporan dari petugas Pos Check Point Garegeh.Walikota bersama Forkopimda langsung menuju Pos Check Point Geregeh untuk mengambil sebuah kebijaksanaan yang tepat dalam masa berlakunya PSBB ini.



Menurut salah seorang sopir Bus Pariwisata,ia selaku sopir Bus I membawa penumpang yang merupakan TKI asal Malaysia yang ingin pulang kampung melalui sebuah agen perjalanan.Dan para TKI ini mereka jemput ke Dumai,Riau dengan tujuan terminal bus Simpang Aua (Aua Kuning-red) Bukittinggi.


Kemudian, dari terminal bus Aua Kuning Bukittinggi mereka menuju daerah ya masing masing,seperti ke daerah Pesisir Selatan, Pariaman, Pasaman dan Agam dan juga ada satu orang berasal dari kota Bukittinggi.Untuk mereka menuju ke kampung halamannya masing masing,juga sudah ada yang akan menjemputnya ke terminal bus Aua Kuning.
Dikatakan oleh sopir bus Pariwisata tersebut, untuk bus I membawa TKI atau penumpang dari Dumai sebanyak 48 orang termasuk 2 orang kru bus,di Kampar turun 1 orang, di Kabupaten 50 Kota turun 16 orang.


Sedangkan bus II berisikan 52 orang, termasuk 2 kru bus, turun di Kabupaten 50 Kota 6 orang dan di Payakumbuh 2 orang.Mereka itu dari berbagai usia,ada yang muda,dewasa dan juga ada anak anak.

Ketika dekadepos.com menanyakan tentang pemeriksaan terkait diberlakukannya PSBB di Sumatera Barat. Sopir itu mengakui mulai berangkat dari Dumai sampai ke Bukittinggi sudah tiga kali diperiksa, pertama di batas Provinsi dan di daerah Payakumbuh dan Kota Bukittinggi,untuk di dua pos yang dilewati,hanya menunjukan surat jalan dan periksa suhu badan,sudah itu disuruh lanjut,ungkap sopir tersebut.
Sesampainya di Pos Pantau PSBB di Garegeh,rombongan TKI dari Malaysia ini diintograsi, termasuk para kru bus pariwisata yang membawanya.Maka keputusan Walikota Ramlan Nurmatias bersama Forkopimda, rombongan TKI dari Malaysia ini tidak diperbolehkan turun di Bukittinggi, karena mereka berasal dari daerah pandemi Covid-19 dan harus di karantina atau diisolasi terlebih dahulu. Setelah berkoordinasi dengan Tingkat Provinsi Sumatera Barat, para TKI asal Malaysia ini di karantina di Diklat Kemendagri Wilayah I di Baso,Kab.Agam.



Bus I di suruh belok oleh walikota menuju Baso,Walikota bersama Forkopimda turut menggiringnya sampai ke Baso, sebelumnya di daeraah Biaro,Walikota bertemu dengan Bus II,Walikota dan Forkopimda langsung turun menstop Bus II sekaligus juga menggiringnya ke Karantina di Baso.
Sesampainya di Diklat Kemendaghri Wilayah I Baso,terutama di lokasi karantina,Walikota Ramlan Nurmatias juga memerintahkan para tenaga medis penanganan Covid-19 untuk memeriksa satu persatu penumpang dua bus pariwisata yang berisikan TKI asal Malaysia itu.
Tetapi,Walikota terlihat sedikit kecewa dengan petugas Tenaga Medis yang ada di karantina itu tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD),yang hanya cuma pakai sarung tangan dan masker.Dan ketika Walikota Ramlan Nurmatias menanyakan kepada Tim Kesehatan itu,dan ternyata memang tidak ada APD,dengan spon tan Walikota memerintahkan sesprinya mengambil APD yang dipersiapankan di atas mobil untuk diberikan kepada tenaga Medis yang ada di karantina tersebut.
Selanjutnya,barulah para TKI itu diperiksa satu persatu oleh Tim Medis. Termasuk mendata para TKI itu.Para TKI yang hendak pulang kampung itu terlihat pasrah dan menerima mereka di karantina demi kesehatannya dan orang kampungnya.
Walikota Bukittinggi,H.Ramlan Nurmatias ketika ditanya wartawan mengaku kecewa dengan pengamanan di daerah sebelumnya.”Kenapa mereka bisa lolos seperti ini. Kita sedang terapkan PSBB, apalagi penumpang berasal dari daerah pandemi. Bahkan informasinya, bus akan berhenti di terminal Aur.Untuk kedua bus Pariwisata yang membawa TKI asal Malaysia itu kita masukkan ke lokasi karantina di Diklat Baso. Kalau kita biarkan seperti ini, bisa jadi resiko tinggi,” tegas Wali kota Ramlan Nurmatias.
Yang membuat kita heran lagi,kenapa mereka ini bisa lolos dalam pemerik saan PSBB di daerah yang dilewati.Sementara dalam aturan sudah jelas jelas un tuk angkutan umum muatannya atau isi penumpangnya harus 50 porsen dari yang normal.Kemudian juga ada larangan untuk tidak melakukan mudik,ungkap Walikota Ramlan Nurmatias.
Bagi kita di kota Bukittinggi,guna melindungi masyarakat banyak dalam ma sa PSBB ini,kita bersama Forkopimda sudah sepakat untuk memperketat keluar masuk orang dari dan ke kota Bukittinggi,kata Walikota.
Ditambahkan oleh walikota Ramlan Nurmatias,bagi TKI asal Malaysia yang pulang kampung ke daerahnya masing-masing itu,Selama 14 hari kedepan di ka rantina atau diisolasi di Diklat Kemendagri Wilayah I Baso ini.Selama diisolasi para TKI ini akan selalu di cek kesehatannya dan mereka selama diisolasi juga diberikan pelayanan penuh, termasuk makan dan minum mereka.tambah Walikota Ramlan Nurmatias yang diamini para Forkopimda,kadis Kesehatan Yandra Feri dan Kadis Perhubungan Melwizardi yang mendampinginya.
Terkait dengan diisolasinya para TKI asal Malaysia ini,juga telah dilaporkan Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmartias kepada Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Barat. (Edis)