AdvetorialBeritaPemerintahan

ADVERTORIAL: Selama Ramadhan, Pemko Payakumbuh Komit Berantas Pekat

Advertorial, Dekadepos.com

Menjaga kesucian di Bulan Ramadhan 1440 Hijriah, Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) terus menujukkan eksitensi dalam membrantas maksiat di Kota itu. Buktinya, memasuki H-12 menjelang lebaran tidak sedikit pelaku maksiat dan pelanggar perda yang berhasil disikat tim penegak Perda ini. Mulai dari warung kelambu yang buka di siang hari selama Ramadhan, pelaku balap liar, hingga pelanggaran lainnya.

Dari data yang berhasil dirangkum, sejak awal Ramadhan seiring dengan surat edaran Walikota Payakumbuh bersama DPRD setempat dengan poin-poin yang diatur. Seperti, himbauan kepada seluruh pengusaha restoran dan pemilik rumah makan, warung, dan kedai minuman, serta usaha-usaha sejenis agar dapat menghormati bulan Ramadan dengan tidak membuka usaha pada siang hari.

Himbauan terhadap pengusaha tempat hiburan agar menyesuaikan kegiatannya, sehingga tidak mengganggu aktifitas masyarakat untuk Salat Tarwih ataupun sahur dan larangan Penggunaan petasan. Satpol-PP Payakumbuh bersama tim 7 telah gencar melakukan patroli dan meningkatkan razia kesejumlah tempat tersebut.

Setidaknya, dari razia ini pihaknya berhasil menertipkan Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) yang biasanya mangkal ditempat-tempat yang meresahkan masyarakat Payakumbuh. Hari itu, Senin 13 Mei 2019, 3 orang berhasil diamankan.

 

Kasatpol-PP, Devitra mengungkapkan dari hasil evaluasi awal pasca penertiban pertama, ternyata ada banyak gepeng yang melakukan kegiatannya di sore hari menjelang senja, hal ini menjadi bahan tindak lanjut sebagai untuk melakukan penertiban kedepannya.

Tidak sampai disitu, Satpol-PP Payakumbuh besama tim 7 juga sempat terlibat kejar-kejaran dengan sejumlah Anak Baru Gede (ABG) yang diduga melakukan Aksi Balapan Liar sepanjang Jalan Soekarno-Hatta Koto Nan IV Kecamatan Payakumbuh Barat pada Sabtu 19 Mei dini hari.

Aksi kejar-kejaran anggota Tim 7 yang terdiri dari TNI, Polri, Kejaksaan dan Pol-PP tersebut bermula saat anggota Tim menjaring beberapa orang ABG yang diduga akan melakukan balapan liar, karena kalah cepat dengan petugas yang lansung dipimpin Ketua harian Tim 7, Devitra itu, kedua ABG tersebut hanya bisa pasrah saat digiring menuju mobil Patroli.

Namun tak berapa jauh dari lokasi yang berada dekat gedung DPRD Payakumbuh itu, anggota Tim 7 lainnya mendapati beberapa orang pemuda yang diduga juga akan melakukan balapan liar termasuk dua unit sepeda motor trondol (kelengkepan kendaraan tidak dipenuhi.red).

Devitra menjelaskan ini menjawab keresahan masyarakat terkait maraknya aksi balapan liar disepanjang Jalan Soekarno-Hatta. Mereka yang terjaring akan dibawa ke Markas Satpol-PP di Bukik Sibaluik beserta sepeda motornya.

Selain, merazia Aksi Balapan Liar, Tim 7 juga mendatangi sebuah rumah di Kawasan Padang Tangah Kecamatan Payakumbuh Barat, dirumah yang diketahui tempat penjualan miras tanpa izin, petugas sempat bersitegang dengan Pemilik Rumah yang terkesan menolak kedatangan Tim yang melakukan Razia dengan alasan telah larut malam. Bahkan, pemilik rumah sempat mengatakan bahwa ia tidak lagi berjualan miras meski petugas menemukan ratusan botol kosong bekas miras disamping rumahnya.

Razia dilanjutkan ke sebuah kedai tuak di Kawasan Pasar Ibuah, di Pasar Tradisional yang menjual kebutuhan harian itu, Tim mendapati gelas-gelas sisa minum tuak serta 2 teko tuak yang belum sempat dimimun. Tim 7 juga melakukan razia ke sebuah Hotel di kawasan Ngalau, namun tidak menemukan pelaggaran apapun.

Devitra menambahkan pihaknya akan terus melakukan Pemantauan terhadap sejumlah tempat hiburan malam, kafe, dan segala bentuk pekat dan maksiat. “Memang harus selalu ada peningkatan pengawasan di titik-titik yang rawan di kota payakumbuh khususnya di bulan ramadhan,” ujarnya.

Dijelaskannya, sama seperti razia ditahun-tahun sebelumnya Razia digelar untuk mengantisipasi penyakit masyarakat selama bulan ramadhan. “Tentu kita ingin Kota payakumbuh terbebas dari penyakit masyarakat selama bulan suci, dengan begitu umat muslim disini dapat menjalankan ibadah secara khusuk hingga lebaran,”ujarnya

Devitra mengharapkan para pemilik tempat hiburan malam agar segera berhenti operasi. Sebabnya pihaknya ingin meminimalisir keresahan masyarakat selama bulan ramadhan nanti. “Jangan sampai ada keresahan masyarakat terhadap tempat-tempat hiburan malam, sebaiknya kami himbau segera berhenti operasi sebelum ada tindakan tegas,”tegasnya.(*)