Akhlaqul Imam, Anak Muda Penyandang Disabilitas Dirikan Enam Pondok Tahfidz

LIMAPULUH KOTA, dekadepos.com-

Meski dia seorang anak muda yang ditakdirkan menjadi penyandang disabilitas memiliki gangguan mata berupa low vison, ternyata bagi Akhlaqul Imam (19 tahun), putra tunggal pasangan suami-istri Yasril (63 tahun) dan Erlis Idris (59 tahun) warga Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota ini, tak kehilangan semangat untuk merajut mimpinya.

Bacaan Lainnya

Buktinya, Imam, demikian mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada itu akrab disapa, berhasil membuktikan tekadnya dan sekaligus mematahkan anggapan banyak orang bahwa seorang penyandang disabilitas tak mampu berbuat apa-apa.

Ternyata, tidak demikian bagi Imam. Pria yang sejak mengenyam pendidikan dari Sekolah Dasar sampai SMP dan SMA selalu menjadi juara di kelasnya itu, terbukti mampu mengukir prestasi mencegangkan sekaligus membanggakan bagi kedua orang tua dan keluarganya.

Buktinya, sambil kuliah di perguruan tinggi terkenal di tanah air, tepatnya Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB) pada tahun ajaran 2020/2021, Imam mampu mendirikan enam enam Pondok Tahfidz yang tersebar di beberapa lokasi di Kabupaten Limapuluh Kota.

Hebatnya lagi, meski Imam punya gangguan penglihatan, namun dia tak hanya mampu meniti karir pendidikannya sampai keperguruan tinggi UGM saja. Tapi lebih jauh dari itu, pria penghafal Al-Qur’an 30 juz ini punya cita-cita akan menjadi akademisi dan bermimpi satu saat nanti akan membangun pondok pesantren.

Kepada awak media yang sempat mewawancarainya, Imam menyampaikan pesan moral bahwa, jangan jadikan keterbatasan menjadi penghalang dan membuat kita hanya fokus meratapi keterbatasan itu. Artinya, selalulah berpikir positif dan merasa yakinlah bahwa dari kekurangan tersebut pasti ada kelebihan yang menyertai di baliknya.

Menurut Imam, sejak kecil, sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) dia sudah mulai diarahkan oleh kedua orang tuanya untuk belajar Al-Qur’an.  

“Walaupun saat SD itu, saya belum mendapati wadah yang baik untuk belajar menghafal, sehingga baru bisa belajar menghafal sendiri di rumah,” ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada itu.

Imam menyatakan bahwa dia baru mulai belajar secara terstruktur untuk menghafal Al Quran di penghujung kelas VII SMP atau 2015, yakni di Pondok Tahfidz Raudhatul Quran. Pada 2018 dia telah memiliki hafalan hampir 20 juz Al Quran.

“Pada 2018 itu geliat Tahfidz di Kota Payakumbuh sudah luar biasa. Tapi kegiatan Tahfidz di tempat tinggal saya di Kecamatan Lareh Sago Halaban belum semarak. Kalaupun ada itu tidak banyak,” ungkapnya.

Menurut remaja yang saat ini masih menerima beasiswa khusus dari Kementerian Kominfo itu Kecamatan Lareh Sago Halaban ini termasuk daerah yang luas, namun tempat Tahfidz belum banyak dan tidak sebanyak di Kota Payakumbuh.

“Kalau tidak salah baru ada dua atau tiga tempat Tahfidz di sini, berangkat dari sini dan karena hafalan yang sudah 20 juz saya berdiskusi dengan keluarga, ustadz dan tokoh masyarakat di sini untuk mendirikan Pondok Tahfidz Istiqamah tepatnya 12 Juli 2018,” ujarnya.

Imam mengakui bahwa pada awal berdirinya pondok Tahfidz yang dibinanya, jumlah santri atau anak yang ikut sekitar 30 sampai 40 orang dan masih berjalan hingga saat ini.

” Pada tahun 2019 lalu baru kami kembangkan ke Pondok Tahfidz Al-Ikhlas, di 2020 Pondok Tahfidz Nurul Akbar, 2021 awal kita buka Pondok Tahfidz Al Muttaqin dan seusai Ramadhan mendirikan Pondok Tahfidz Al Mutaqaddimin,” ujar remaja kelahiran 23 Desember 2001 tersebut.

Dijelaskan Imam, ke lima pondok tahfidz tersebut berkegiatan di masjid. Selain di lima Masjid tersebut, ia juga melaksanakan aktivitasnya untuk mengajar tahfidz di kediamannya. 

“Kalau yang di rumah ini kita beri nama Raudhatul Ilmi yang konsepnya itu berbentuk privat yang muncul karena keinginan dari para peserta di Pondok Tahfidz untuk menambah waktu menghafalnya sebab pelaksanaan di Masjid hanya dua kali dalam sepekan,” ujarnya.

Menurut Imam, aktivitasnya di Pondok Tahfidz masih berjalan seperti biasa meskipun juga sedang menjalani perkuliahan di UGM, sebab saat ini perkuliahan masih dilaksanakan secara daring.

“Kalaupun kuliah sudah tatap muka, InsyaAllah Pondok Tahfidz tetap dapat berjalan seperti biasa karena kami sudah menyiapkan regenerasi,” katanya.

Ke depannya, Imam memimpikan untuk dapat terus mengembangkan dan menjalankan Pondok Tahfidz didirikannya itu. Selain itu dia juga bermimpi ingin mendirikan pesantren.

SEJALAN DENGAN VISI-MISI BUPATI-WAKIL BUPATI

Niat baik nan sangat mulia dibangun, Akhlaqul Imam, seorang anak muda yang ditakdirkan menjadi penyandang disabilitas memiliki gangguan mata, untuk membangun Pondok Tahfidz di kampung halamannya Kabupaten Limapuluh Kota, ternyata sudah sejalan dengan Visi-Misi pasangan Bupati-Wakil Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro Rajo-Rizki Kurniawan Nakasri.

Dalam banyak kesempatan berpidato, baik Bupati Safaruddin maupun Wakil Bupati Rizki Kurniawan, selalu menyatakan bahwa program rumah tahfidz adalah program unggulan Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota yang dituangkan dalam Visi-Misi pasangan Bupati-Wakil Bupati Safaruddin Datuak Bandaro Rajo- Rizki Kurniawan Nakasri untuk empat tahun ke depan.

Menurut Bupati Safaruddin dan Wakil Bupati Rizki Kurniawan, melalui program rumah tahfidz diharapkan akan lahir generasi Qur’ani dan dalam mewujudkan Limapuluh Kota Madani, beradat dan berbudaya yang berlandaskan keimanan, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

Tak hanya itu, Bupati Safaruddin bahkan menyatakan bahwa, pemerintah akan hadir dalam setiap pembangunan pengembangan rumah tahfizd di Kabupaten Limapuluh Kota untuk mewujudkan Visi-Misi daerah, dalam rangka mencetak generasi milenial yang religius memahami Al Qur’an.

Disamping itu, ujar Bupati Safaruddin, pemkab Limapuluh Kota mendorong pembangunan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing berlandaskan keimanan dan ketaqwaan serta memiliki kecardasan intelektual dan spiritual dengan mendirikan rumah-rumah tahfidz Al Quran di setiap Nagari.

Alhamdulillah, Akhlaqul Imam, sudah membuktikan niak baik pasangan Bupati-Wakil Bupati Safaruddin Dt.Bandaro Rajo-Rizki Kurniawan itu dalam bentuk program nyata. (ds)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *