BeritaKesehatanPemerintahan

DI KOTA BUKITTINGGI PENDERITA HIV SEBANYAK 45 ORANG

BUKITTINGGI,dekadepos.com-

Walikota Bukittinggi H.Ramlan Nurmatias,Wakil Walikota H.Irwandi dan Sekda H.Yuen Karnova serta Kadis Kesehatan H.Yandra Feri menghadiri peringatan Hari AIDS se dunia tahun 2019 tingkat kota Bukittinggi,di Pendesterian Jam Gadang, Minggu (1/12).Sejumlah kegiatan dilaksanakan oleh berbagai kalangan peduli HIV kota Bukittinggi.

Ketua Panitia,Yudha,pada kesempatan itu menjelaskan, peringatan hari AIDS se dunia tingkat kota Bukittinggi, dilaksanakan dengan berbagai kegiatan sosialisasi. Sosialisasi yang dimaksud, seperti penyuluhan kepada masyarakat akan bahaya HIV dan apa saja faktor yang dapat menyebabkan HIV AIDS itu.

Dikatakan,dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, kasus HIV yang terdata saat ini menurun dari tahun 2018 lalu. Pada tahun 2018 ada 75 kasus di Bukittinggi. Sedangkan hingga Oktober 2019 ini, terdata 45 kasus yang ada di kota ini, ungkapnya.

Yudha memaparkan, saat ini di Bukittinggi sudah ada 5 rumah sakit dan 7 puskesmas yang dapat melayani pasien HIV. Dengan peningkatan upaya oleh berbagai pihak, diharapkan target 2030 Bukittinggi zero HIV dapat diwujudkan, katanya.

Sementara itu, Walikota Bukittinggi H.Ramlan Nurmatias dalam sambutannya mengatakan,1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Pemerintah kota, selalu memikirkan dan mengimbau masyarakat untuk dapat mengantisipasi penyebaran HIV.

“Kita perlu ajak semua masyarakat untuk mencegah seluruh anggota keluarga dan lingkungan, agar menjauhi kegiatan yang dapat menyebabkan tersebarnya virus mematikan HIV AIDS ini. Berbagai peningkatan fasilitas kesehatan pun dilakukan untuk tidak bertambahnya korban HIV di Bukittinggi,” ungkap Ramlan Nurma tias.

Virus HIV tidak mudah menular, namun penularannya sangat terbatas. HIV tidak menular melalui tinggal serumah dengan orang HIV, sentuhan dengan pengi dap HIV, makan bersama dan juga berenang dengan pengidap AIDS.

Namun HIV ditularkan melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, berhubungan seksual dengan penderita HIV , transfusi darah dari orang yang ter kontaminasi HIV. Dan yang paling ironis itu, dari ibu yang HIV positif kepada anak selama masa kehamilan, melahirkan dan menyusui,”jelas Walikota Ramlan Nurmatias.

Dikatakan,HIV tidak mengenal siapapun dan status si penderitanya. Salah satu upaya, tentu dengan pembekalan diri dengan informasi yang benar. Pemko pun juga telah melaksanakan program Sekolah Keluarga, yang didalamnya mengajarkan berbagai ilmu kekeluargaan, termasuk bagaimana menjauhkan diri dari narkoba, HIV dan persoalan sosial masyarakat lainnya,pungkas Ramlan Nurmatias. (Edis)