(LIPSUS) Riza Falepi: RPH Modern Payakumbuh Siap Beroperasi Secara Penuh dengan Peralatan Memadai

PAYAKUMBUH, Dekadepos.com

Walikota Riza Falepi menyebutkan pasca ditutupnya RPH tradisional di Pasar Ibuh, Pemko Payakumbuh siap mengoperasikan RPH Modern secara Penuh yang dilengkapai dengan peralatan yang memadai.

Bacaan Lainnya

Bahkan sebut Riza, untuk mengantar daging dari RPH modern itu sudah disiapkan fasilitas 2 unit mobil dan 2 unit becak motor untuk mengantar sampai di depan los daging Pasar Ibuh.

“Untuk mendukung keberlangsungan RPH modern itu, maka selanjutnya akan ada pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan SDM pengelolanya,” kata Riza baru-baru ini.

Hal ini juga dibenarkan Kadis Pertanian Depi Sastra, kepada media, dikatakan RPH ini sudah beroperasi sejak Senin (16/8) lalu.

“Dengan demikian tidak ada lagi yang namanya RPH tradisional, karena menyangkut amanah Undang-undang, RPH modern tentu bisa menghasilkan daging yang masuk kategori aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH),” katanya.

Ia menjelasakan, Pemerintah Kota Payakumbuh juga mendapatkan dukungan dari Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian RI.

“Keseriusannya dalam menyiapkan RPH Modern ini diyakini akan memberikan dampak besar bagi pengelolaan daging di Payakumbuh. Selain praktis, di RPH modern diharapkan daging yang diolah betul-betul higienis dan sesuai dengan standar yang sudah ada, peningkatan kualitas harus dilakukan,” katanya.

Bahkan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian RI Syamsul Ma’arif mengatakan, Payakumbuh dengan branding City of Randang, harus memperhatikan aspek utama selain output randang yang diproduksi berstandar nasional.

“Ingat, lauk randang itu dari daging, maka yang harus diperhatikan sebelum mengekspor ya.. bagaimana proses bahan baku daging yang diolah, harus ASUH,” kata Syamsul.

Berbicara ekspor, Syamsul menerangkan ada negara yang mengekspor 1 ton namun itu baru mereka hitung promosi, sedang ada juga negara yang mengekspor produk seberat 1 Kg saja namun bisa gagal akibat audit bahan baku yang tidak memenuhi kualitas.

“Pemda semangat, pusat harus mendukung penuh, itu prinsipnya. Melihat apa yang sudah dikerjakan dan dibenahi di Payakumbuh. Kita harus memastikan, sebelum menyatakan dan menjamin kalau daging yang diolah itu ASUH, perlu dinilai bagaimana proses pengolahan bahan mentahnya hingga proses disajikan. Semua persyaratan teknis harus dipenuhi,” tambah Syamsul.

Sebelumnya, bukti serius pemko Payakumbuh dalam mengoperasikan RPH Modern telah dilakukan penutupan secara resmi terhadap Rumah Potong Hewan (RPH) Tradisional Ibuh di Kelurahan Nunang Daya Bangun, Kecamatan Payakumbuh Barat pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Salah Satu alasan Rumah Potong Hewan (RPH) Ibuh yang didirikan sejak zaman Kolonial Belanda itu ditutup diantaranya, keadaan fisik bangunannya sudah sangat tua (lebih kurang 85 tahun), berdiri dengan luas area yang sempit, hanya 100 m².

Serta terletak di tengah pusat Kota Payakumbuh dan dekat dengan pemukiman penduduk dan pertokoan, sehingga menimbulkan pencemaran udara (bau) bagi wilayah sekitarnya.

Untuk itulah pemko melakukan penutupan dan mengalihkan sepenuhnya ke RPH Modern yang berlokasi di Kota Panjang Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur.

Terpisah menurut keterangan, Ketua Asosiasi Los Daging dan RPH, Arman CH kepada media saat dihubungi, mengatakan proses penutupan RPH ini melalui waktu yang cukup panjang, bahkan sudah bertahun-tahun seluruh pedagang di los daging menolaknya.

“Alasan mereka menolak beragam, mulai dari tidak bisa mengoperasionalkan mesin, penerangan minim, dan lain hal. Tetapi Pemko Payakumbuh meyakinkan pedagang dengan akan memenuhi apa saja kebutuhan pekerja di RPH nanti. Semoga dapat disempurnakan apa yang masih dirasa kurang,” ungkapnya. #lipsushumasdikominfopayakumbuh

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *