Artikel

LPPM UNIVERSITAS ANDALAS MELAKUKAN SOSIALISASI KEGIATAN EXPOR IMPOR DI SUMATRA VOLUNTEER

Oleh :

Winny Alna Marlina
(Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas)

LPPM Universitas Andalas telah banyak melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan hal ini cukup mendapat respon yang positif dari berbagai kalangan masyarakat, kalangan industri dan kelompok sosial. Kinerja lembaga pengabdian kepada masyarakat Perguruan Tinggi dalam bidang Penerapan IPTEKS ke masyarakat juga sangat baik sehingga hal ini bisa terus-menerus dilakukan.

Sumatra Volunteer merupakan Yayasan atau NGO (Non profit Organizasition) yang salah satu visinya memberikan pendidikan Bahasa Inggris gratis untuk anak-anak, pemuda dan masyarakat. Untuk pembiayaan operasional Yayasan maka Yayasan mendirikan Sumatra Straws yang menghasilkan produk kerajinan dari bambu seperti sedotan, gelas, piring, lampu yang ramah lingkungan.

Acara pengabdian merupakan tahun ketiga dengan kegiatan ketiga. Pengabdian LPPM Universitas Andalas dilaksanakan pada hari Minggu, 2 Oktober 2022 untuk ketiga kalinya dimana ini adalah tahun ketiga dari program kemitraan berkelanjutan dalam rangka memberikan sosialisasi dari “Prosedur Expor dan Impor Produk ”. Pengabdian dilaksanakan di Yayasan Sumatera Volunteer yang berlokasi di Tanah Datar. Skim Pengabdian berupa Program Kemitraan Masyarakat Membantu Usaha Berkembang. Kegiatan diketuai oleh Ibu Winny Alna Marlina, ST, MM dan anggotanya yaitu Nur Ari Sufiawan S.Pd.,M.Si, Nefy Puteri Novani, S.Kom., MT dan juga Handoko, S.S M.Hum.

Jumlah peserta pengabdian berjumlah 12 orang. Tujuan pengabdian dengan tema prosedur Export dan Import ini adalah agar nantinya produk olahan bambu dari Yayasan Sumatra Volunteer dapat mengembangkan pasar yang lebih luas terutama untuk pasar luar negeri serta Yayasan Sumatera Volunteer berpotensi mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena pangsa pasar produk yang semakin luas. Akan tetapi anggota Yayasan Sumatera Volunteer tidak mengetahui bagaimana proses dan mekanisme yang harus dilalui supaya produknya bisa diekspor keluar negeri. Untuk itu tim pengabdian LPPM Universitas Andalas hadir untuk menjelaskan secara detail prosedur ekspor dan impor kepada anggota Yayasan Sumatera Volunteer.

Kegiatan pengabdian dimulai dari jam 10.00 WIB di kantor Yayasan pengabdian di Tanah Datar, Sumatera Barat. Pengabdian dibuka oleh Moderator Adlan Hawari, mahasiswa Manajemen, Kampus II Payakumbuh, UNAND. Lalu kegiatan dibuka dengan doa dan kata sambutan oleh Ketua pengabdian yaitu Winny Alna Marlina lalu kata sambutan dari Husen selaku pendiri dari Yayasan Sumatera Volunteer. Pak Husen menyampaikan bahwa anggota Yayasan Sumatera Volunteer masih sangat awam mengenai ekspor dan impor produk baik itu untuk masalah perizinan dan dokumen yang diperlukan untuk prosedur ekspor impor terutama dalam kegiatan ekspor produk kerajinan bambu Yayasan. Target Negara yang ingin dimasuki ialah Belanda dan sejumlah negara yang ada di Eropa.

Pembukaan oleh Ketua Pengabdian
Kegiatan pengabdian dihadiri oleh 11 orang yang proses kegiatan dibantu oleh beberapa mahasiswa Universitas Andalas Kampus II. Dalam kegiatan ini, pemateri memulai sesi dengan dengan mengingatkan para pelaku Yayasan Sumatera Volunteer bahwa kita telah masuk dalam era pasar global. Untuk mampu bertahan dari gempuran produk impor yang masuk pasar domestik, tanpa direncanakan kualitas produk dan proses bisnis kita harus sesuai dengan persyaratan kualitas para pemain global, meskipun kita juga melayani pasar dalam negeri. Oleh karena itu, tanpa kita sadari kita sudah bersaing dengan para produsen di seluruh dunia.

Dengan kita memasuki pasar global, kita diuntungkan karena terbuka akses untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru yang berpotensi meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan dalam jangka panjang, mengingat besarnya pasar yang kita hadapi. Untuk itu tentunya kita harus mampu meningkatkan daya saing perusahaan melalui peningkatan kualitas produk sesuai keinginan pelanggan. Pemateri menjelaskan bahwa Kegiatan ekspor ialah kegiatan mengeluarkan barang yang berasal dari pasar atau produk domestik (dalam daerah pabean) ke suatu tempat tertentu di luar negeri (luar daerah pabean) dengan tujuan dipertukarkan atau dijual. Atau dengan kata lain kegiatan ekspor adalah kegiatan menjual barang dari Indonesia ke luar negeri. Untuk proses perdagangan ekspor terdiri dari 4 bagian, yaitu : Proses terjadinya kontrak dagang ekspor Proses pembukaan letter of credit oleh importir Proses pengapalan barang oleh eksportir Proses penguangan dokumen pengapalan oleh eksportir dengan bank devisa Selain itu, pelaku ekspor harus memiliki badan hukum usaha seperti PT, CV, Firma dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan kegiatan pengabdian pertama di Sumatra Volunteer dengan pengurusan bentuk badan hukum PT untuk usaha kerajinan bambu yang dimiliki oleh Yayasan. Selain badan hukum, pengekspor harus memiliki NPWP, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), Surat Izin Industri, Dokumen pendukung seperti Invoice, Packing List, Bill of Lading/AirWayBill, dan Asuransi. Selain itu perlu dokumen pendukung seperti:
Shipping instruction dari eksportir ke Shipping line. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dari eksportir. Certificate of origin (Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten / Kota).

Certificate of analysis (laboratorium).
Certificate of phytosanitary (badan karantina untuk produk tumbuhan). Dokumen tambahan lainnya sesuai permintaan pembeli

Selanjutnya pemateri menjelaskan tentang prosedur ekspor yang sesuai dengan produk hasil olahan Yayasan Sumatera Volunteer yang berasal dari bambu, dengan menentukan klasifikasi produk atau HS code, negara tujuan, pengemasan produk, jalur pengiriman barang, fumigasi, surat keterangan asal (SKA) hingga finalisasi pengambilan pembayaran di bank. Selain itu pemateri juga memperlihatkan bentuk surat asli dari berkas-berkas yang diperlukan untuk prosedur ekspor ini, sehingga ketua dan anggota Yayasan benar-benar paham bagaimana alur dan bentuk asli dari setiap dokumen yang diperlukan untuk kegiatan ekspor kerajinan bambu ke luar negeri.

Dengan adanya sosialisasi kegiatan ekspor dan impor produk ini anggota Yayasan Sumatera Volunteer paham secara garis besar persyaratan dan prosedur ekspor produk keluar negeri dengan tujuan mengembangkan pangsa pasar dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kegiatan berakhir pada jam 17.00 WIB. Pak Husen selaku ketua Yayasan sangat senang dan bersemangat serta menyampaikan bahwa ini merupakan pengetahuan yang baru untuk kami dan merupakan langkah awal bagi kami Sumatera Volunteer untuk dapat mengembangkan pasar hingga ke luar negri. (*).