LIMAPULUH KOTA, dekadepos.com-
Meski pun program bank sampah bukan hal baru, namun jangan heran jika dibanyak daerah program bank sampah tak lebih sekadar selogan penghias kertas kerja para pejabat saja.





Namun, tidak demikian halnya bagi Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Rakyat dan Pemukiman (DLHPP) Kabupaten Limapuluh Kota. Program bank sampah benar-benar diterapkan dalam bentuk program nyata.



Pantauan media ini , Kamis (10/10) sekitar pukul 09.00 Wib, puluhan pegawai DLHPP Limapuluh Kota tampak mengangkut setumpuk sampah kertas dan plastik ke bagian parkir kantor tersebut.


Di bawah plataran parkir yang telah disulap menjadi Bank Sampah yang diberi nama Bank Sampah UMESA itu, tampak aktifitas penimbangan sampah-sampah kertas dan plastik. Setelah ditimbang, kemudian petugas mencatat jumlah sampah kertas dan plastik yang dibawa oleh masing-masing nasabah, untuk kemudian dicatat dalam buku tabungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Limapuluh Kota, dr.Adel Nofiarman didampingi Direktur Bank Sampah UMESA, Yuniwal MT,SE menyatakan bahwa, DLHPP Limapuluh Kota bertekad mengelola sampah berbentuk bank sampah yang melibatkan masyarakat yang dijadikan sebagai nasabah.


“Maksud dikelolanya bank sampah ini, supaya tidak semua sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga mampu mengurangi debit sampah di TPA. Selain itu masyarakat untung memperoleh dana tabungan setiap tahun dari hasil penjualan sampah tersebut. Kita tak ingin semua sampah digelontorkan ke TPA, melainkan sampah tersebut diolah dan dijual ke berbagai tempat termasuk ke pabrik kertas telur, sehingga menguntungkan masyarakat pemilik sampah. Namun sampah yang diserahkan ke petugas hendaknya yang telah dipilah,”ulas Adel Nofiarman.

Diakuinya, bank sampah yang pertama ada pada Dinas Lingkungan Hidup Limapuluh Kota, akan terus digiatkan dan bakal disosialisasikan kepada masyarakat sampai ke nagari nagari. Kalau perlu, disetiap nagari ada bank sampah. Sebab, dengan mengelola dan memilah sampah juga memberikan kenyamanan dan keindahan sekaligus menjaga kebersihan dan juga menjadi nilai ekonomis.
“Jika sampah menumpuk dan tidak diolah maka dapat menjadi sumber penyakit. Diingatkan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan termasuk ke kali, agar tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman,”ulas Adel Nofiarman.


Tegasnya, ulas Adel Nofiatman, pihaknya sangat serius dalam pengelolaan bank sampah supaya jangan terjadi keberadaan bank sampah hanya sebatas program di atas kertas saja.
Sementara itu Direktur Bank Sampah UMUSA, Yuniwal, mengakui bahwa, untuk saat ini Bank Sampah UMESA sudah memiliki 87 orang nasabah terdiri dari pegawai dan pekerja di lingkungan DLHPP Limapuluh Kota.
“ Sistim pengelolaan bank sampah ini memiliki manajemen layaknya perbankan, tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan. Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan,” ulas Yuniwal.
Diakui Yuniwal, bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. (edw)