BeritaPemerintahan

Menggaet Wisata ke Solok Dibutuhkan Promosi yang Gigih

SOLOK, dekadepos.com-

Ketua DPRD Kabupaten Solok,  Jon Firman Pandu menyebutkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata harus berani melakukan terobosan keluar, dengan giat melakukan promosi, baik di media atau di hotel-hotel yang ada seperti di Padang,  Batam, Bali,  Jakarta, Bali, Bukittinggi atau di daerah lainnya, terutama yang banyak dikunjungi turis asing dan lokal. Hal itu perlu kerjasama dengan Kadin Kabupaten Solok.

Selain itu, Pemkab Solok melalui Dinas Pariwisata, juga harus menjalin komunikasi dengan agen wisata yang ada di Sumbar termasuk ASITA dan  Badan Promosi Parowisata Daerah (BPPD) Sumbar. Dijelaskan Jon Firman Pandu,  jika para turis banyak berkunjung, maka dijamin PHRI Sumbar akan bergairah. “Kalau wisata maju, masalah hotel dan wisata kuliner serta hasil produksi UMKM yang ada di Kabupaten Solok akan laris. Untuk itu, diperlukan promosi tentang kondisi daerah, mustahil daerah kita akan dikunjungi para turis. Selain itu, yang perlu dibenahi adalah masalah sarana pariwisata dan budaya masyarakat yang selamaini kurang mendukung di daerah lokasi pariwisata menyangkut tentang keamanan,” tutur Jon Firman Pandu di Arosuka, Minggu (10/11).

Lebih jauh dijelaskan Jon Firman Pandun , faktor keamanan pengunjung dan kenyamanan para pelancong harus diutamakan, dimana kalau sudah aman, orang pasti akan betah menghabiskan uangnya berlama-lama di daerah Kabupaten Solok.

Sebelumnya,  Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Lucki Efendi menyebutkan bahwa Kabupaten Solok memiliki pemandangan alam yang sangat menawan. Sayangnya, penataan pariwisata butuh danayang besar. Selain promosi yang terus menerus, juga dibutuhkan keseriusan pengelola lokasi wisata. “Saya kurang optimis kalaua lokasi wisata masih dikelola oleh pemerintah. Kecuali diserahkan kepihak ketiga,” jelas Lucki Efendi.

Memiliki alam yang indah saja menurut Septrismen, belum tentu banyak dikunjungi para turis atau pelancong. Kabupaten Solok misalnya, memiliki alam yang indah, namun kurang dikelola secara profesional, membuat daerah itu kurang dikenal oleh para turis, baik asing maupun lokal. Kabupaten Solok dengan luas wilayah sekitar 4.594,23 Km² dengan 74 nagari dan 14 kecamatan serta penduduk sekitar 400 ribu jiwa.

Secara geografis letak Kabupaten Solok berada antara 00° 32’ 14’’ dan 01° 46’45”  Lintang Selatan dan 100° 25’ 00” dan 101° 41’ 41” Bujur Timur. Topografi wilayahnya sangat bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit-bukit, dengan ketinggian antara 329 meter hingga 1 458 meter di atas permuakaan laut. Hampir seluruh Wilayah atau nagari yang ada di Kabupaten Solok mempunyai daya tarik tersendiri, seperti Gunung Talang dengan Masjid Tuo Kayu Jao dan Kebun teh, Singkarak dengan danaunya, Alahan Panjang juga dengan Danau dan wisata agrobisnis, Bukit Cambai, Arifan dengan pemandangan alamnya, Sulit Air dengan Jenjang Seribunya serta Bukit Sundi dengan pasarternaknya.

Selain itu,  pemandian air panas Bukik Gadang dan Bukit Kili serta hamparan kebun teh serta lainnya.

Tokoh masyarakat Kabupaten Solok lainnya, Ossie Gumanti,  juga sependapat dengan Jon Firman Pandu dan Lucki Efendi,  agar Dinas Pariwisata membenahi faktor interen dan seperti sarana penginapan dan juga promosi ke dunia luar, termasuk penataan Villa di Halahan Panjang Resort. “Kalau masalah kuliner, saya rasa solok tidakkalah dengan daerah lain. Hanya saja kita kurang fasilitas dan promosi tadi dan juga harus bisa menciptakan rasa aman,” tutur Ossie Gumanti.

Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok,  Nasripul Romika,  sebelumnya memang mengakui bahwa Kabupaten Solok kurang sarana pendukung seperti promosi dan hotel berbintang. Namun saat ini untuk turis  domestik yang mau menginap,  sudah ada beberapa villa dan penginapan lain.

” Kedepan kita butuh investor untuk membangun hotel berbintang, ” terang Nasripul Romika (wandy)