LIMAPULUH KOTA,dekadepos.com-
Nagari Sitanang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota merupakan penghasil padi itama di Kabupaten Limapuluh Kota. Pasalnya, nagari yang berpenduduk sekitar 4 ribu jiwa itu, mempunyai luas sawah diperkirakan hampir mencapai 1000 hektare. Sawah sawah tersebut, sebagian mempunyai pengairan tetap.
Karena itu pemerintahan nagari berupaya memelihara saluran irigasi di nagari setempat. Memperbaiki irigasi yang bocor dan tersumbat, merehab pasangan batu yang runtuh, seperti tali Bandar Sipunduang, serta membangun tali bandar ke lokasi sawah tadah hujan yang masih ada, sehingga musim tanam di nagari tersebut bisa dilaksanakan dua kali dalam setahun.
Wali Nagari Sitanang, Faniswandri, kepada awak media mengakui, sawah yang terdapat dinagarinya cukup luas, sehingga membutuhkan pengairan yang lebih baik. Untuk itu, pembangunan dan rehabilitasi saluran irigasi dilakukan dengan biaya dana desa/nagari secara bertahap.
Melaui kegiatan mengaktifkan seluruh saluran irigasi yang ada, utamanya yang dibiayai dengan dana desa/nagari, diharapkan mampu meminimalkan sawah tadah hujan. Sehingga nagari ini mampu sebagai penghasil padi terbesar di Kabupaten Limapuluh Kota, ulas Faniswandri, tanpa merinci produksi padi di nagarinya.
“Kita berharap, dana desa tahun 2019 mendatang akan diupayakan juga untuk rehap saluran irigasi yang potensial. Artinya, saluran itu mempunyai sumber air yang lumayan, tapi mengalami kerusakan, sehingga aliran air tidak lancar. Bila seluruh saluran irigasi yang direncanakan tahun ini rampung akan mampu mengairi sawah petani seluas 90 hektare,” tutur Faniswandri.
Selain itu, direncanakan juga membangun jalan usaha tani, guna memudahkan para petani mengangkut produksi padi serta pupuk ke lokasi pertanian warga yang akan mengurangi biaya. Sebab selama ini untuk mengakut padi menggunakan gerobah dorong maupun dipukul ke jalan yang sudah dilewati kendaraan angkutan roda empat.
Nagari Sitanang, sejak tiga tahun terakhir banyak mendapat kucuran dana untuk berbagai proyek pembangunan infrastruktur mulai dari APBD Limapuluh Kota, melalui dana Pokok-pokok pikiran (Pokir) DPRD setempat, DAK maupun dana desa/nagari.
Untuk realisasi dana DAU/DAK, peningkatan jalan ke mudiak tahun anggaran 2016 sepanjang 1,8 km, tahun 2017 peningkatan jalan yang sama sepanjang 1,4 km. Pekerjaannya dianjutkan tahun anggaran 2018 sepanjang 500 meter. Hubungan lalu lintas sampai ke jembatan gantung Sitanang, sudah berjalan dengan lancar.
“Kita juga membangun, jalan pendukung antar jorong dan infrastruktur lainnya seperti perpipaan dan peningkatan klas jalan yang sangat dibutuhkan masyarakat, sebagian besar proyek pembangunan tersebut, sudah dapat dimanfaatkan masyarakat,”ungkap Wali Nagari Sitanang, Faniswandri.
Dikatakannya, pembangunan yang dibiayai dana desa/nagari tahun 2018 ini untuk Sitanang sekitar Rp889 juta dan pekerjaannya sudah rampung 85 persen. Melalui dana itu, dibangun pipanisasi untuk pengairan sawah nagari setempat sepanjang 1.300 meter dengan dana Rp600 juta, pada tiga lokasi yakni, Ngalau Tabuh, Napar dan Lokuak Tonang.
Dari alokasi tersebut, air didistribusikan itu mampu mengairi sawah petani sekitar 115 kektare, sehingga para petani setempat terhindar dari kekeringan dan sawah bisa digarap dua kali pertahunnya.
“Selama ini pengarian sawah kurang terkontrol, karena banyak saluran air yang longsor dan tersumbat, sehingga berpengaruh terhadap produkdi padi, “ ulas Faniswandri.
Tak hanya itu, Sitanang juga melakukan peningkatan jalan lingkar Bungo Tanjuang-Sungai Jua 200 meter Rp180 juta. Vinising rabat beton di Jorong Tanjung Ipuh 150 meter, Padang Luek-Sei Talang. Menurut dia, ada pengerjaan pembukaan jalan baru sepanjang 2.400 meter dengan lebar 6 meter Rp150 juta.
Untuk rehap saluran irigasi di Sitanang adalah irigasi Sipunduang, Jorong Kampai untuk pengairan sawah seluas 40 hektare, serta pembangunan saluran irigasi tadah hujan seluas 50 hektar dari luas sawah seluruhnya mencapai lebih 500 hektare. Sehingga Sitanang diharapkan menjadi salah satu nagari penghasil padi terbesar di Kabupaten Limapuluh Kota.
Dikatakan, penduduk Nagari Sitanang saat ini berjumlah sekitar 4 ribu orang yang tersebar disejumlah jorong, rata rata mereka bekerja sebagai petani dan peternak. Untuk kedepan kicuran dana desa/nagari ke Sitanang diharapkan meningkat, sehingga mampu menggali potensi nagari untuk memakmurkan rakyat, jelasnya. (edw)