PAYAKUMBUH,Dekadepos.com
Ratusan pesilat dari berbagai perguruan silat yang ada di dalam dan luar Negeri tampil memeriahkan Festival Silat Internasional yang di gelar di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini dibuka secara resmi Gubernur Sumbar, di Medan nan Bapaneh, Ngalau Indah, Sabtu (13/11/2018).
Tak tangung-tangung, Ratusan pendekar silat yang berasal dari Provinsi Sumbar, Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Jakarta, Jambi, Singapura, Vietnam, dan bahkan Brazil hadir pada pembukaan perhelatan akbar ini. Setidaknya, ada 25 perguruan silat yang ikut serta pada perhelatan ini. Diharapkan, tradisi silat tradisonal yang merupakan salah satu akar kebudayaan Minangkabau tetap bertahan di tengah kemajuan zaman.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Gemala Ranti mengatakan, melalui kegiatan ini pihaknya ingin mendorong agar silek tradisional bisa bersaing dengan seni bela diri lainnya.
“Tujuan kegiatan ini juga membuat generasi muda lebih menyukai seni beladiri silek dalam beladiri,” katanya.
Dikatakannya, untuk kegiatan ini, dana yang digunakan berasal dari APBD Provinsi Sumbar dan juga dana pokok piker (Pokir) salah seorang anggota DPRD Sumbar, Supardi yang berasal dari Kota Payakumbuh. “Ini bentuk upaya dari Bapak Supardi untuk tetap menjaga salah satu tradisi Minangkabau dan juga daerahnya,” lanjutnya.
Staff Ahli Pemko Payakumbuh, Syharil menyebut, melalui kegiatan ini, pihaknya ingin terus melakukan promosi wisata di Kota Batiah. Dan silat sebagai salah satu tradisi harus tetap dipertahankan. “Kami dari Pemko mendukung kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan banyak anak muda ini,” jelasnya.
Sementara itu, Supardi menerangkan, melalui kegiatan Festival Silat Internasional ini, bukan hanya kebudayaan asli Minangkabau yang akan terjaga. Lebih dari itu, kegiatan ini memberikan efek perekonomian terhadap Kota Payakumbuh.
“Hotel-hotel di Kota Payakumbuh menjadi penuh selama beberapa hari belakangan. Tentunya ini akan memberikan dampak perekonomian yang positif untuk daerah ini,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan, melalui kegiatan ini, pihaknya juga ingin terus melestarikan tradisi silat tradisional. Apalagi pada gelaran Asian Games 2018 lalu, kontingen Indonesia tampil sangat meyakinkan, dengan merebut juara umum pada cabang olahraga silat.
“Ini sejarah bagi Indonesia, selama gelaran Asian Games, mungkin ini pertama kalinya Indonesia bisa sangat dominan di salah satu cabang olahraga. Bahkan di silat, hampir semua medali emas berhasil diraih,” katanya.
Melihat kondisi itu, ia melihat ada potensi besar bagi atlet silat untuk terus berkembang. Khusus untuk Payakumbuh, silat sudah menjadi budaya. Tidak hanya sebagai pagar diri tapi juga parik paga nagari.
Sebelumnya, Kepala Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat, Muasri saat memimpin rapat teknis persiapan pelaksanaan Festival tersebut mengatakan Dalam Festival Internasional ini akan dibagi dalam tiga kelas, 6 Festival antar perguruan di Sumbar / Gelangang Anak Nagari, Festival antar Propinsi dan Internasional untuk eksebisi.
“Selain dari dalam Sumbar kegiatan ini juga diikuti perguruan Silat dari Provinsi luar Sumbar dan termasuk dari luar negeri, namun untuk peserta luar negeri hanya eksebisi. Kita harapkan kegiatan yang akan diramaikan dengan berbagai penampilan kesenian ini berjalan sukses.” ujarnya.
Ditempat terpisah, Reynaldo salah seorang Pandeka Silat dari Perguruan Silat Minsai Al-Fitrah Kota Payakumbuh mendukung dan mengapresiasi kegiatan Festival Silat Internasional yang digelar di Payakumbuh.
” Tentu kami dukung dan apresiasi kegiatan Silat internasional yang digelar di Kota Payakumbuh. Mudah-mudahan bisa terus memajukan Silat baik di Payakumbuh, Sumatera Barat maupun secara umum.” sebut Mantan Anggota Polri itu. ***
#advetorialkominfopayakumbuh