Berita

Produksi Pupuk Kotoran Manusia di IPLT Payakumbuh Capai 2,5 Ton

Payakumbuh, Dekadepos.com

Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Kota Payakumbuh di Kelurahan Sungai Durian Kecamatan Lampasi Tigo Nagari (LATINA) Kota Payakumbuh hingga saat ini terus memproduksi Pupuk merek PALIMO yang merupakan Pupuk Air Limbah Domestik yang berasal dari konsumen penyedotan Limbah Domestik Rumah Tangga di Kota Payakumbuh. Bahkan produksi pupuk yang berasal dari Kotoran manusia itu telah mencapai 2 hingga 2,5 ton perbulan.

Meski belum diproduksi untuk komersial, namun permintaan pupuk tersebut cukup tinggi, terutama oleh kelompok tani yang menanam berbagai jenis tanaman Palawija dan tanaman hias. Saat ini pupuk PALIMO dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama untuk tanaman hias, sebab pupuk itu belum direkomendasikan untuk tanaman pangan karena masih menunggu hasil penelitian dari pihak terkait.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Kota Payakumbuh, Marta Minanda Jumat pagi 24 Februari 2023 saat meninjau proses pengolahan Limbah Domestik Rumah Tangga di Kota Payakumbuh menjadi pupuk di IPLT Kota Payakumbuh.

” Iya, ini (pengolahan PUPUK) dari Limbah Domestik Rumah Tangga merupakan terobosan inovasi dari IPLT Kota Payakumbuh, pengolahan didasarkan pada endapan yang terdapat di IPLT yang selama ini dibuang kita fikirkan untuk bisa memberikan nilai tambah tersendiri, hasilnya bisa kita hasilkan 2 sampai 2,5 pupuk per bulan,” ucap Marta Minanda didampingi Sekretaris PKP, Onwilson Wendedi serta Kepala IPLT Payakumbuh, Fitra Harianto.

Marta Minanda juga menambahkan, proses pengolahan Limbah Domestik Rumah Tangga atau kotoran manusia di IPLT melalui proses fermentasi dengan masa produksi sampai 15 hari sampai selesai atau siap jadi pupuk.

” Proses pengolahan Limbah Domestik Rumah Tangga (kotoran manusia) di IPLT melalui proses fermentasi. Mulai dari kotoran masuk, kering sampai, cacah dan fermentasi hingga selesai membutuhkan waktu 15 hari. Pupuk yang diproduksi kita distribusikan secara gratis dan belum direkomendasikan untuk tanaman pangan, sebab kita masih menunggu hasil penelitian apakah kandungan pupuk tersebut memenuhi syarat/tidak untuk digunakan ke tanaman pangan,” ucapnya.

Masyarakat yang membutuhkan pupuk dengan merek PALIMO itu bisa mengambil secara gratis untuk tanaman hias, meski begitu banyak juga masyarakat atau petani disekitar yang menggunakan pupuk PALIMO untuk cabe dan jagung dengan hasil cukup bagus dan lumayan.

” Dari beberapa sampling ujicoba tanaman hias dan cabe serta jagung yang dilakukan petani, hasilnya cukup bagus dan lumayan, sehingga kehadiran pupuk ini disambut antusias dan positif.” Tutup Marta Minanda.

IPLT Sungai Durian dibangun pertama kali pada tahun 1997 dan terus disempurnakan dengan dana dari APBN 100 persen pada tahun 2020 lalu sehingga bangunan atau fisik IPLT menjadi lebih baik dan ramah lingkungan. (Edw).

 

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts