Rencana Strategis-Nya Agar Menjadi Manusia Plus
Oleh: Dr. Asep Ajidin, MH*





SEMUA nabi selalu diuji Allah dalam penderitaan, karena sebagai MANUSIA PLUS, nabi harus tahu bagaimana keadaan MANUSIA MINUS yang penuh penderitaan lahir batin dan mengenal, mengempati penderitaan. Allah SWT memberi ujian, agar sang nabi luwes, lugas dan tuntas dalam menjalankan rencana stategis Allah SWT.



Allah SWT merencanakan bagi penduduk Mesir dipimpin seorang nabi yang mampu memakmurkan mereka. Maka, dipilih Yusuf AS yang tinggal di pedalaman terpencil untuk jadi Nabi dan pemimpin yang adil dan bijaksana bagi bangsanya. Karenanya, sebelum itu Allah memisahkan Yusuf AS kecil dari lingkungan Bapak yang bijak serta saudara-saudaranya yang iri dengki terhadapnya, dan pindah ke Mesir, negeri yang berperadaban tinggi di mana kelak ia memerintah di sana. Allah SWT ‘membuang’ Yusuf kecil ke dalam sumur melalui iri dengki saudara-saudaranya, agar Yusuf kecil dibeli sebagai budak dan dibawa ke Mesir, dijual murah dan dipelihara oleh seorang petinggi yang kelak jadi raja. Yusuf kecil tidak gentar seperti anak-anak pada umumnya, karena ia tahu dirinya dalam lindungan dan rencana strategis Allah SWT.


Sebelum dibuang ke sumur, Yusuf kecil diberi mimpi oleh Allah dan menceritakan mimpinya kepada Nabi Ya’qub AS, ayahnya, bahwa ia bermimpi melihat 11 bintang, bulan dan matahari semua sujud kepada Yusuf AS. Ayahnya melarang bercerita kepada saudara-saudaranya. Larangan Nabi Ya’qub AS ini tercetus karena diberi Allah SWT kemampuan yang dapat “melihat masa depan” di mana 9 kakak Yusuf AS berhati jahat suatu saat kelak akan menganiaya atau membinasakan Yusuf AS.
Ketika Yusuf dewasa yang elok, tampan, santun, berbudi luhur, dipelihara pejabat tinggi, telah menggoyahkan iman istri pejabat dan jatuh cinta pada budak Yusuf, juga telah membuat para wanita yang tengah memotong buah-buahan tanpa sadar mengiris jarinya ketika melihat keelokan rupa Yusuf AS. Hingga suatu saat Nabi muda ini digoda sang majikan wanitanya yang elok pula. Namun, ia diselamatkan Allah SWT dari godaan itu. Tapi, atas ganjaran itu Nabi Yusuf AS harus menanggung akibat dengan dijebloskan-nya ke dalam penjara. Nabi Yusuf AS berkata kepada Allah SWT, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari pada tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”.


Allah SWT mengabulkan doa nabi, dan dengan cara-Nya, melalui sebab musabab muslihat manusia, akhirnya Nabi difitnah dan dipenjara demi menjaga harga diri dan kedudukan pejabat tinggi tersebut bahwa yang bersalah adalah budak Yusuf AS, bukan istrinya petinggi tersebut. Yusuf kecil dipisah dari Bapaknya, dibuang ke sumur, budak, dipenjara bertahun-tahun belajar ilmu Allah SWT, atas izin Allah SWT dengan kemampuan menafsirkan mimpi Raja, Nabi Yusuf AS dibebaskan, direhabilitasi dan akhirnya diangkat jadi petinggi negara pemimpin umat, bangsa yang adil dan bijaksana. Demikian strategi Allah SWT bagi Yusuf AS.

Pelajaran penting bagi zaman sekarang adalah betapa hebat muslihat setan menyerang dan menghancurkan iman manusia, sampai-sampai Allah SWT mengabulkan doa Nabi kesayangannya yang minta dipenjarakan demi menyelamatkan diri dari nafsu setan kekuasaan wanita cantik yang serumah dengannya. Kekuasaan yang dipergunakan sewenang-wenang terjadi karena hati yang membatu, kehilangan hati nurani, tidak mampu menilai hal yang tersirat, padahal keadilan itu tersirat, hanya terbaca dengan hati yang jernih.
(*Pengurus MUI Kabupaten Lima Puluh Kota)


