Oleh : Asep Ajidin
Janganlah pernah berburuk sangka pada Allah, karena bisa jadi, di balik ketentuannya, Allah sedang merencanakan ‘kejutan’ lain. Seringkali dalam berdoa kepada Allah, kita meminta agar Dia menyegerakan apa-apa yang kita munajatkan. Minimal, kita memohon kepada-Nya, agar sudi mengabulkan permintaan-permintaan kita. Bagi mereka yang bergelut di dunia bisnis, misalnya, mereka memohon kepada Allah agar bisnisnya lancar, dan menghasilkan keuntungan melimpah.
Karena besarnya harapan di balik lantunan-lantunan doa itu, maka tidak sedikit dari kita yang ‘menghujat’ Allah, manakala doa belum memberikan jawaban. Padahal, belum tentu apa yang kita impi-impikan di balik doa, itu akan membawa kebaikan bagi kita, begitu pula sebaliknya. Bahkan, bisa jadi, ditahannya pengabulan doa tersebut, karena Allah sedang menyusun skenario yang jauh lebih besar, lagi lebih bermanfaat bagi kita, yang tidak pernah disangka-sangka. Janganlah pernah ber-su’uzhan (berburuk sangka) kepada Allah terhadap ketentuan-Nya, yang–mungkin–secara naluri, kita tidak menghendakinya. Karena bisa jadi, di balik itu, Allah sedang merencanakan ‘kejutan’ lain untuk kita yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya.





“… Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)


