STAIDA PAYAKUMBUH GELAR SEMINAR AL QUR’AN

PAYAKUMBUH, dekadepos.com –

SekolahTinggi Agama Islam Darul Qur’an (STAIDA) Payakumbuh menggelar seminar Al Qur’an dalam bentuk kuliah umum pada acara pembukaan perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2018/2019, Sabtu (15/9).

Bacaan Lainnya

Kuliah umum ini dilaksanakan di kampus baru Jalan Khatib Sulaiman Kelurahan Limbukan Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh dan diikuti oleh dosen, karyawan dan seluruh mahasiswa dengan nara sumber Yusrizal Efendi, S.Ag, M.Ag (Dosen IAIN Batusangkar).

Disamping itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Walikota Payakumbuh yang diwakili oleh staf ahli Walikota, Syahril, Ketua Komisi C DPRD Payakumbuh, Ahmad Zifal, Kepala Kemenag Kota Payakumbuh, Camat Payakumbuh Selatan, Lurah dan tokoh masyarakat lainnya.

Ketua STAIDA Payakumbuh, Ahmad Deski, SSI.MA dalam sambutannya menyebutkan bahwa, tema yang diusung dalam kuliah umum ini adalah Paradigma dan Fenomena Living Al Qur’an, kajian living Al Qur’an merupakan kajian yang tergolong masih baru dalam penafsiran Al Qur’an.

“Kita ingin mahasiswa dan dosen kedepan aktif dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan fenomena masyarakat dalam memahami Al Qur’an, “Ahmad Deski, SSI.MA.

Lebih lanjut, Ketua STAIDA Payakumbuh menyebutkan bahwa “hijrahnya” STAIDA Payakumbuh dari Koto Panjang Kecamatan Latina ke Limbukan membawa angin segar untuk perkembangan STAIDA kedepannya.

“Kita langsung berbenah dan meningkatkan mutu perguruan tinggi, Alhamdulillah perguruan tinggi kita sudah terakreditasi BAN-PT, saat ini ada 5 orang dosen yang sedang melanjutkan study strata tiga (S.3) dengan beasiswa full dari Kemenag dan kita akan menambah dua program studi lagi, yaitu  program studi Ekonomi Islam dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Tentu ini semua akan terwujud jika kita semua bersinergi, kita berharap dukungan penuh dari yayasan dan pemerintah kota Payakumbuh,” ujar Ahmad Deski, SSI.MA.

Sementara itu KetuaYayasan Darul Furqon, Hasan Basri, Sy. S.Pd dalam sambutannya menyampaikan beberapa permohonan kepada Walikota dan ketua DPRD Payakumbuh.

Tanah dan bangunan eks SMA 5 Payakumbuh ini adalah asset Kota Payakumbuh yang sudah disetujui oleh Walikota untuk dihibahkan ke STAIDA Payakumbuh. Tinggal lagi surat persetujuan dari DPRD kota Payakumbuh.

“Kita berharap semoga DPRD Kota Payakumbuh segera menyetujuinya,karena saat ini ada peluang bantuan sarana prasarana dari DiktisKemenag RI yang mensyaratkan adanya itu. Kemudian, kita juga meminta bantuan kepada Pemko Payakumbuh untuk memperbaiki jalan menuju kampus, karena kondisinya sudah rusak parah dan sudah memakan korban,” ulas Hasan Basri, Sy. S.Pd.

Ketua DPRD Kota Payakumbuh yang diwakili oleh ketua Komis C, Ir. Ahmad Zifal, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih kepadaYayasan DarulFurqon dan pimpinan STAIDA Payakumbuh yang sudah berjuang membesarkan kampus yang dibidani oleh Pemko Payakumbuh delapan tahun yang lalu ini.

“STAIDA Payakumbuh adalah milik masyarakat kota Payakumbuh, kami di DPRD akan selalu siap mendukung untuk kemajuan kampus kebanggaan kita ini. Insya Allah, paling lama dalam satu bulan kedepan, surat persetujuan hibah tanah dan bangunan eks SMA 5 ini akan diterbitkan DPRD. Begitu juga masalah jalan ini akan kita coba menyelesaikannya dianggaran 2018 ini,” jelas Ir. Ahmad Zifal.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Walikota Payakumbuh yang diwakili oleh Staf ahli Walikota, Syahril ketika membuka perkuliahan secara resmi. “Pemko Payakumbuh dan DPRD siap mendukung penuh STAIDA Payakumbuh, kemajuan STAIDA Payakumbuh adalah tanggungjawab kita bersama,” ungkapnya.

Sementara itu, nara sumber seminar, Yusrizal Efendi, S.Ag, M.Ag menyampaikan materi kajian living Al Qur’an yang ditanggapi antusias oleh peserta yang hadir. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang muncul dari mahasiswa dan dosen terkait dengan living Al Qur’an ini.

Yusrizal menjelaskan bahwa, resepsisosial terhadap Al-Qur`an dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari berupa pentradisian bacaan surat atau ayat tertentu pada acara dan seremoni sosial keagamaan tertentu.

Terakhir, Yusrizal Efendi mengajak mahasiswa dan dosen untuk banyak melakukan riset dan penelitian. Penelitian living Al Qur’an ini sangat menarik. “Mari kita aktif menelitinya ditengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. (edw)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *