Payakumbuh, Dekadepos.com
Warga Jorong Koto Puji Kenagarian Taeh Baruah Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota – Sumatera Barat menemukan sepucuk Senjata Api (Senpi) jenis pistol Husqvarna M 40 keluaran Swedia yang diduga peninggalan Zaman Penjajahan.





Penemuan Senpi tersebut berawal Ridwan (51) seorang pedagang yang berniat hendak mengambil seng dirumah warga yang rubuh di Kawasan Taeh Baruah. Saat itu, Rabu 23 Oktober 2019 sekitar pukul 10.00 Wib, Ridwan diminta tolong oleh adik pemilik rumah (alm. Sahar polo), Ratias untuk mengambil seng dirumah yang rubuh akibat angin kencang.



Saat mengambil seng itulah Ridwam menemukan senjata api bekas penjajahan tersebut tergeletak di bekas loteng yang terbuat dari bambu. Atas penemuan itu, Ridwan membawa Senpi itu kerumahnya di Jorong Koto Puji Kenagarian Taeh Baruah dan memberitahukan warga lainnya bernama Ismet Inono. Hingga penemuan itu diketahui ke Pihak Bamus Nagari serta pihak kepolisian.


Mengetahui temuan tersebut, anggota Polsek Payakumbuh serta Unit Intelkan Polres Payakumbuh mendatangi lokasi penemuan Senpi serta membawa barang bukti (Senpi.red) Dan warga yang menemukan ke Polsek Payakumbuh untuk dilakukan pemeriksaan.


“ Iya, memang ada penemuan sepucuk Senjata Api jenis pistol oleh warga. Setelah kita minta keterangan dari warga yang menemukan, kita buatkan berita acara serahterima yang disaksikan Walinagari Taeh Baruah. Senpi tersebut selanjutnya kita amankan/simpan di gudang senjata Api Polres Payakumbuh.” Ujar Kapolres Payakumbuh, AKBP. Dony Setiawan melalui Kasat Intelkam, AKP, Zamzami didampingi Kasubag Humas, Ipda. Aiga Putra, Jumat 25 Oktober 2019.

AKP. Zamzami juga menambahkan, Senpi yang ditemukan tersebut juga memiliki magazen yang masih terdapat peluru. Ia juga menghimbau masyarakat untuk segera memberitahukan pihak kepolisian jika menemukan/melihat benda-benda yang mencurigakan yang dikhawatirkan akan membahayakan.
“ Kita himbau dan ingatkan warga untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian jika menemukan benda-benda mencurigakan yang dikhawatirkan akan membahayakan diri dan lingkungan.” Tutupnya. (Edw)


